Rabu, 23 Desember 2009

Festival Rock 6

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Festival Rock 6
Festival Rock 6 cover
Album kompilasi oleh Various Artist
Terbit 1987
Direkam ?
Genre Rock
Panjang ?
Label Logiss Records
Produser Log Zhelebour
Kronologi Series
-
-
Festival Rock 6
(?)
Festival Rock 7
(?)

Festival Rock 6 adalah Album kompilasi Festival Rock se Indonesia yang diproduseri oleh Log Zhelebour.

[sunting] Daftar lagu

  1. "JERIT" (Ananto Wibowo) oleh : Cassanova
  2. "KASTA" (Agung Witjaksono) oleh : Pythagoras
  3. "GARIS-GARIS BINTANG" (Kecuk, Banhasir) oleh : Kaisar
  4. "SERUAN SETAN" (Kevi, Valhalla) oleh : Valhalla
  5. "BANGKIT" (Achmad Sebastio, Yoseph Sudibyo) oleh : Sahara
  6. "NAFAS KEHIDUPAN" (Daeng, Afis, Chachi) oleh : New Chordex's
  7. "LEMBARAN BARU" (Andri Tidi) oleh : Ertebe
  8. "SETAN MORFIN" (Tatang Ricky) oleh : Three Brothers
  9. "TEGAR" (Pithut, Ekka) oleh : Balance
  10. "NYANYIAN KEHIDUPAN" (Achong, Andi Hidayat) oleh : Whizz Kid

[sunting] Pranala luar

FESTIVAL ROCK INDONESIA KE - V



FESTIVAL ROCK INDONESIA, identik dengan seseorang yang teramat sangat berjasa dalam perkembangan dunia rock Indonesia, siapa lagi kalau bukan Log Zhelebour. Tanpa beliau mungkin musik rock di Indonesia tidak pernah tertancap kuat.
Band2 yang ada dalam kompilasi festival rock ini juga sangat bagus. skil tinggi sudah tentu, semangat membara sudah pasti. Klasik rock Indonesia tak ada matinya.

Kaisar (Solo) - kerangka langit
Rudal (Bandung) - dara pustaka
Power Metal (Surabaya) - malapetaka download
Saltis (Sumenep) - sadar download
Partha Putri (Yogyakarta) - musik & aku download
Andromedha (Surabaya) - prestasi download
New Chordhex's (Medan) - generasi download
Big Boys (Banjarmasin) - polusi kehidupan download
Kamikaze (Surabaya) - Racun Neraka download
Roxx (jakarta) - rock bergema

List gitar elektrik yang dijual di FJB Music Instrument

1 juta ke bawah:
Scorpion (merah), model stratocaster
Jackson Kelly CUSTOM
Ibanez GIO GRX20 Hitam
Yamaha Pacifica PAC012

diatas 1 juta - 2 juta:
JPM BLACK
Ibanez GRG270JB Made in China
Washburn Wi64 idol series
Custom Fender stratocaster Buddy Guy
Ibanez GIO
Shredder SG
Ibanez S Copy a.k.a Custom
Prince ss -2
CUstom model stratocaster
YAMAHA PACIFICA 012 dan YAMAHA PACIFICA 112J
B.C. RICH Bronze Series
Ibanez Iceman C
Ibanez GRG 220 DEX Made In China

di atas 2 juta - 3 juta:
washburn X Series
Ephiphone Les Paul 100
CORT KX 1 F MIK
Fender Sqiuer Stratocaster™ Black Chrome Special Edition (Tom Morello)
CORT / KX1F / KX Series
SCHECTER Damien FR Diamond Series
Ibanez AG85 TRD hollow body
IBANEZ JEM (Home Industri)

Expensive Section (di atas 3 juta):
washburn scott ian SI60 "MURDER WEAPON"
Fender Stratocaster Special Edition : Fender 60th Anniversary
Samick Artist series
Ibanez RG1620X GK Japan
Ibanez Prestige RG2550E-GK JAPAN
Guitar Electric (Legend) STEINBERGER GM Series Custom model (Headless/buntung)
fender srato MIM
RKS Wave
1980 Greco DUANE BURST Les Paul Limited Edition
Fender strato Mexico
Parker P42 and Parker P30
jackson KV4 natural
PRS SE Custom (Korea)
JACKSON DINKY KOREA
Ibanez RG 450 Japan
custom model schecter s-1 elite
EPIPHONE BULLSEYES (ZAKK WYLDE KOREA)
Paul Reed Smith 20th Anniversary Singlecut Trem Artist Package McCarty Tobacco Sunburst
jackson concept 94 made in japan
Fender Deluxe Stratocaster 2009 Made In USA
Gibson Les Paul Custom USA Red Wine 2002
Gitar Listrik Fender Eric Clapton Tahun 70

================================================== ======================================
Syarat untuk yang ingin gitar elektrik dagangannya mau dipasang disini:

1. untuk sementara hanya gitar elektrik saja, jadi untuk permintaan ada list bass, efek, ampli, dll mohon maaf sebesar2nya, tapi kalo ada yg mau buat threadnya silahkan...

2. Silahkan isi form ini:
Code:
ID Kaskus :
Kategori Harga: 1 juta ke bawah / di atas 1 juta - 2 juta / di atas 2 juta - 3 juta / Expensive Section
Nama Merk/Jenis/Model Gitar:
Alamat/Link Thread:
No. Telp & CP Penjual:
Pengisian form ini silahkan di posting di thread ini

3. No Iklan Baris Allowed, jadi di thread harus jelas keberadaan barang di mana, no telp yg bisa dihubungi, dan lain-lain.

4. Ada pic atau fotonya (yg asli ya...)

5. kalo barangnya dah laku, buruan buat konfirmasi, biar bisa di hapus dari list

Last edited by midun18; 16-12-2009 at 10:22 AM..
Home » Articles, General

The Tielman Brothers, Sebuah CD, dan Kearsipan Kita Oleh EKKY IMANJAYA

Submitted by Nuraini Juliastuti on Wednesday, 22 July 2009No Comment

ilustrasi_tielman2“Halo Amsterdam,” sapa Andy Tielman kepada ribuan warga Belanda. Massa pun menyambut dengan tepuk sorak. Dan Rayuan Pulau Kelapa pun terlantun dari mulutnya, diiringi Rene Van Barneveld (alias Tres Manos dari Urban Dance Squad) dan Dinand Woesthoff (vokalis Kane, salah satu band rock paling popular di Belanda saat ini). Dan di tengah-tengah lagu, musik berganti dengan Olesio Sayange. Saat itu, Mereka bernyanyi untuk menggalang dana untuk korban Tsunami Aceh, Desember 2004. Andy Tielman, sang penerima gelar Orde van Oranje-Nassau langsung dari Sri Ratu pada 2005 karena “jasanya dalam mengembangkan musik negeri Belanda” ini masih aktif bermusik dan acap diundang, khususnya di ajang Pasar Malam di setiap kota, dan bahkan saat Hari Ratu 30 April lalu ia bernyanyi di depan Ratu Belanda.

Kita dapat menyaksikan klip ini di YouTube. Dan warga Indonesia sudah selayaknya berterima kasih pada situs ini, karena mereka mengarsipkan banyak sekali memori yang nyaris hilang dari ingatan bangsa Indonesia. Dari pidato Bung Karno hingga Selecta Pop. Termasuk aksi gila-gilaan Andy Tielman dan saudara-saudaranya yang tergabung dalam Tielman Brothers, sejak 1958. Kita dapat saksikan mereka berguling dan mempermainkan gitar jauh sebelum Jimi Hendrix melakukannya. Atau membanting gitar, yang konon menginspirasi The Who. Dan saat itu Paul McCartney dan George Harrison Dari The Beatles, konon kabarnya, ada di antara penonton. Golden Earring adalah salah satu band Belanda yang memuja mereka.

Bangsa kita sedang mengidap Amnesia Akut, gejala yang disitir oleh Andreas Huyssen, dalam Twilight Memories, Making Time in a Culture of Amnesia (Routledge, 1995). Dapat dipastikan, akan sulit ditemui jejak-jejak The Tielman Brothers ini dalam arsip atau pengaruh musik Indonesia. Untunglah ada Jakarta Rock Parade yang mengundang Andy Tielman, yang masih aktif bermusik, untuk bermain dan berkolaborasi dengan beberapa musisi seperti Awan (Sore), David Tarigan, dan Emil (Naif) pada 12 Juli di Tennis Indoors Senayan Jakarta. Juga ada Rolling Stone Indonesia (RSI) khususnya edisi 29/2007 yang membuat pembicaraan soal mereka menjadi gencar (Adib Hidayat, sang pemimpin redaksi RSI menyatakan bahwa bahkan Rolling Stone pusat kaget dan baru tahu tentang fenomena ini!).

Dan Youtube membuatnya kekal, dan sadar atau tak sadar menjadi mediasi bagi kelangsungan memori kolektif bangsa kita, seperti yang digarisbawahi Jose van Dijk dalam Mediated Remains in the Digital Age (Stanford University Press, 2007).

Padahal, pengarsipan sangat penting, bukan bagi masa lampau itu sendiri, tapi justru—seperti yang ditekankan Jacques Derrida dalam Archive Fever (University Of Chicago Press, 1998)—untuk masa depan. Bahkan Derrida menyebut istilah “messianicity” sebagai fungsi arsip.

Tielman Brothers adalah salah satu pelopor genre Indo-Rock. Mereka adalah Reggy (lahir di ssurabaya, 20 Mei 1933), Ponthon (Jember 4 Agustus 1934), Andy (Makassar 30 Mei 1936), Loulou (Surabaya, 30 Oktober 1938), juga Jane sang saudari, dan orang tua mereka, Herman dan Flora. Mereka memulai gerakan “ngak ngik ngok” sejak 1945, di Surabaya, karena sang ayah adalah kapten KNIL yang bertugas di sana. Nama mereka saat itu, The Timor Rhythm Brothers. Setelah hijrah ke Belanda pada 1957, karena menolak menjadi warge Negara Indonesia dan Herman merasa karir mereka akan lebih cemerlang di Eropa, empat bersaudara ini menjadi pusatnya, dan beberapa musisi turut bergabung. Dan mereka pun menjadi legenda.

Namun, di Indonesia, siapa yang mengenal grup yang terkenal dengan bas betot, solo drum, dan aksi tongkat drum dipukul-pukul ke gitar ini? Bahkan di Belanda pun, album-album mereka sangat susah di dapat. Salah satu yang masih tersisa adalah The Tielman Brothers 1964-1965. Itu pun produksi Jerman, Bear Family Records, tahun 1997 (mungkin karena Andy tinggal di sana bersama Carmen sang istri dan Lorraine Jane putrinya yang masih ABG?).

Mereka seolah tak melupakan akar, seperti Andy di ajang Malam Amal Tsunami tadi, lagu-lagu dari Indonesia pun dibawakan. Misalnya Patah Tjingke yang berirama “Ambon Cha Cha”. Simak saja Kekasihku yang refrainnya dinyanyikan secara koor. Atau Ketjil Ketjil yang berpantun ria. Sedangkan Ole Sio tentang “Ambon tanah yang ku cinta” dan kerinduan mereka untuk pulang. Dan Dewiku adalah modal buat ngegombal bagi para lajang, lengkap dengan ambient A Taste of Honey dan lirik “…berlayar di laut impian”.

Di album ini, Anda akan bertemu karya orisinal mereka, seperti Love So True, Yes I’m In Loe, Little Girl, dan Don’t Go Away. Seperti kebanyakan band saat itu, mereka juga memainkan lagu-lagu popular, seperti Long Tall Sally, Pretty Woman, Sweet Little Sixteen, Unchained Melody, dan Moon River. Tentu saja, tak ketinggalan lagu syahdu semacam Maria dan Bring it on home to Me, atau In My Room. Sementara Mukwai Hula berirama Hawaiian.

Ada beberapa kesalahan data dalam info pada CD. Ada lagu Beatles yang mereka mainkan, tertulis Close Your Eyes (kalimat pertama di lagu itu), harusnya All My Loving. Dan yang terparah adalah lagu Put on Your Eyes yang tertulis karya Lennon-McCartney). Padahal judul aslinya Hi-Heel Sneakers, kaya Robert Higginbotham. Lagu ini awalnya dinyanyikan Johny Rivers, dan pada 1964 Tummy Tucker dan Jerry Lee Lewis mempopulerkannya. Mungkin, sang perusahaan rekamannya ingin mengikuti jejak Close Your Eyes dengan mencatut baris pertama liriknya. Tapi itu pun salah, karena seharusnya Put on Your Red Dress. Sayang sekali, kesalahan “kecil” ini agak menganggu, apalagi jika sang pendengar adalah pengagum The Beatles. Ini adalah bagian dari kacaunya kearsipan permusikan, tidak hanya di Indonesia, tapi dunia.

Soal “kesalahan”, saya punya pengalaman menarik saat mencari apa judul sesungguhnya dari Olesio Sayange. Ada banyak versi soal judul. CD the Best of Tielman Brothers 1964/ 1965 ada lagi Patah Tjingke yang mengandung lirik dan irama itu: tapi diakhir lagu ditambah oleh Tielman Brothers dengan lirik “olesio sayange, tanah ambon sudah jauh”. Penambahan atau improvisasi serupa dilakukan Andy Tielman dalam aksi penggalaman dana korban tsunami, seperti yang saya sebut di atas. Tapi rupanya ada versi lain Patah Cengkeh yang sama sekali berbeda. Ada yang menyebutnya dengan Ole Sio, walau ternyata ada lagi tembang yang sama sekali berbeda berjudul sama. Ada juga yang menamakannya Olesio Sayange dan itulah yang saya pakai—dan sayangnya tidak ada dalam CD ini.

Yang asyik, di dalam CD ada banyak foto eksklusif mereka sedang melakukan aksi gila-gilaan khas mereka, saat pentas di Kaskade, Koln, 1966.

Dan adakah yang bisa kita lakukan untuk menghargai mereka? Setidaknya, berterima kasihlah kepada YouTube, dan orang-orang yang mengunggah klip-klip mereka.

EKKY IMANJAYA, editor www.rumahfilm.org, lulusan Kajian Film Universitas Amsterdam. Kini tengah membuat film dokumenter tentang The Tielman Brothers. Bukunya yang akan terbit adalah Jus Musik.

1. BAND ROCK Indonesia, TAHUN 70-AN

Januari 16, 2008

GOD BLESS

Sejarah God Bless tidak terlepas dari perjalanan karir Achmad Albar, vokalis sekaligus pentolannya. Iyek, begitu ia sering disapa, setelah melanglang buana di Belanda dan kembali ke Indonesia, ia pun berangan-angan membentuk sebuah band. Bersama Ludwig Le mans, gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda, Iyek lalu mengajak Fuad Hassan (Drum), Donny Fattah (Bass) dan Deddy Dores (Kibord) untuk membentuk sebuah band. Tahun 1972, formasi ini mengikuti pentas musik “Summer’28” semacam pentas “Woodstock” ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang di ikuti berbagai grup dari Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Tapi tak lama setelah itu, Deddy Dores keluar dan di gantikan Jockie Soerjoprajogo. Formasi ini pun mulai getol berlatih di kawasan puncak, Jawa Barat dan mematok nama God Bless sebagai nama grup mereka. Tanggal 5-6 Mei 1973, untuk pertama kalinya God Bless tampil di depan publik, di Taman Ismail Marzuli (TIM) Jakarta.
Tahun 1975, formasi God Bless yang paling solid yakni Achmad Albar (Iyek), Donny Fattah (Bass), Jockie Soerjoprajogo (Kibord), Teddy Sudjaja (masuk menggantikan Keenan Nasution yang sebelumnya juga menggantikan Fuad Hassan yang meninggal dunia akibat kecelakan) dan di tambah sang gitaris handal Ian antono. Meraka merampungkan Album perdana Huma diatas Bukit yang merupakan soundtrek film yang di sutradarai oleh Suman Djaya.
Tahun 1970-an, boleh dibilang adalah masa kejayaan God Bless di panggung. Diantara beberapa band Rock yang timbuh saat itu, sebut saja macam Giant Step, The Rollies dan AKA, God Bless hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung reportoar asing milik Deep Purple, ELP, hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing porsonelnya boleh dibilang di atas rata-rata. Di tambah lagi God Bless pernah mendapat kehormatan untuk mendampingi konser Suzi Quarto dan Deep Purple di Jakarta.
Namun keseringan menyayikan lagu asing, macam milik King Ping Meh, Queen, Edgar & Jhonny Winters, Deep Purple dan Genesis membuat gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam pengarapan album perdana mereka, Huma Diatas Bukit yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis.
Menjelang pembuatan album kedua Jockie Soerjoprajogo keluar dari formasi dam memilih mengerjakan proyek album solonya serta menggarap proyek Badai Pasti Berlalu, album yang melejitkan penyanyi Chrisye. Posisi Jockie Soerjoprajogo kemudian di ambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album kedua cermin (1980).
Di album ini konsep musik God Bless sedikit berubah. Sentuhan permainan kibord Abadi Soesman yang banyak di pengaruhi unsure musik jazz dan The Beatles menjadikan ramuan aransemen lagu=;agunya terkesan lebih rumit dan membutukan skill tinggi dalam memainkannya. Tapi menurut Abadi, album yang sebagian besar materinya di rekam secara live tersebut tidak terlalu memuaskan mereka. Karena sebelum rekaman, kami sudah memainkan lagu-lagu itu selama setahun penuh, katanya suatu ketika.
Dua tahun setelah album cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri. God Bless sendiri vakum beberapa tahun. Di tengah kevakuman God Bless, Achmad Albar banyak mengeluarkan album solo dan bekerja sama dengan beberapa musisi, sebut saja Areng Widodo, Ucok AKA Harahap, dan pernah membuat Album Dangdut (Zakia dan Laguku)
Tahun 1988, God Bless menggebrak dengan lagi lewat album Semut Hitam, yang kembali menghadirkan permainan kibord Jockie Soerjoprajogo. Di album ini lagi-lagi konsep musik God Bless berubah. Dari tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastic berubah menjadi sedikit lebih keras karena pengaruh musik hard rock dan heavy metal yang mengikuti zamannya waktu itu.
Secara komersil, boleh dibilang album semut hitam yang antara lain melejitkan lagu kehidupan, semut hitam dan rumah kita ini cukup sukses. Sayangnya, keberuntungan tersebut tidak di barengi oleh keharmonisan hubungan di antara personelnya serta pihak manajemen.
Buntutnya, Ian Antono menyatakan hengkang dari grup yang membesarkan namanya ini. Posisinya kemudian di gantikan oleh gitaris muda berbakat dari Borneo, Eet Sjachranie yang sebelumnya sempat memperkuat bandnya Fariz RM dan grup Cynomadeus.
Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karir solo sebagai pencipta lagu, arranjer dan produser. Ia berhasil melambungkan nama Ikang Fauzi, Nicky Astria dan menyegarkan karir Iwan Fals kembali lewat album Buku ini aku pinjam dan Mata Dewa.
Setelah Album Semut Hitam (1988), tidak berlama-lama lagi di tahun 1989 God Bless langsung merilis album Raksasa. Untuk kesekian kalinya konsep musik God Bless goyah lagi. Di Album Raksasa, permainan gitar Eet Sjachranie yang sangat modern sangat mempengaruhi pada perubahan musik God Bless. Selain lebih keras juga terkesan lebih bright dan serat akan sound rock yang trend di akhir tahun 1980-an. Di album ini melejit lagu Maret 89, Menjilat matahari, Raksasa yang sangt kental dengan permainan gitar Eet Sjachranie yang banyak terpengaruh musik Van Helen dan juga ACDC.
Ditahun 1991 God Bless merilis Album Story Of God Bless yang merupakan lagu-lagu lawas mereka yang di rilis ulang sebut saja lagu Huma diatas Bukit, Sesat, Musisi, Setan Tertawa, She Passad Away adalah lagu-lagu yang di arensmen ulang dan sangat lebih segar, modern.
Setelah album ini grup band yang menjadi tonggak musik rock di Indonesia ini vakum dan masing-masing poersonil nya sibuk dengan proyeknya sendiri-sendiri. Sebut saja Eet Sjachranie dengan Edane nya. Jockie Soerjoprajogo dengan Kantata Takwa, Swami dan juga Suket serta melambungkan nama Mel Shandy dan Ita purnama Sari. Donny Fattah dengan Kantata Takwa juga dan melambungkan grup pendatang baru Power Metal. Teddy Sudjaja yang memproduseri dan menciptakan lagu-lagu Aggun C Sasmi.
Achmad Albar sendiri dengan solo nya yang cukup sukses.
Selain itu juga diawal tahun 1990-an banyak bermunculan Band-band muda berbakat sebut Slank, Power Metal, Grass Rock, Elpamas dan Kaisar. Dan ironis nya di awal tahun 1990-an itu juga muncul grup band yang merupakan duplikat dari God Bless sendiri yakni Gong 2000 di mana tiga porsonelnya Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah serta di tambah Harry Anggoman (Kibord) dan Yaya Muktio(Drum) melejit dengan lagu-lagu Rock yang bernuasa pentatonic Bali, dan ada beberapa lagu lawas God Bless yang masuk di Album Gong 2000 ini.
Selang beberapa tahun vakum yang cukup panjang, di tahun 1997, para porsonel God Bless, termasuk Eet dan Ian Antono kembali berkumpul. Workshop yang mereka gelar di kawasan puncak, Bogor menghasilkan album berjudul Apa Khabar, yang merupakan album kerinduan mereka untuk kembali berkibrah di panggung musik.
Kisah selanjutnya setelah penggarapan album Apa Khabar, Eet Sjachranie resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri EDANE, yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Menjelang penggarapan album-album terbaru God Bless giliran Jockie Soerjoprajogo dan Teddy Sudjaja yang mengundurkan diri. Penggaran album pun menjadi terlambat, sepanjang tahun 2000 hingga 2005 God Bless belum juga merilis album lagi. Sepanjang tahun 2000 hingga 2006 ini banyak nama-nama yang sempat mengisi kekosongan di tubuh God Bless di antaranya, Kembalinya Abadi Soesman, Inang Noorsaid, Iwang Noorsaid, Harri Anggoman, Yaya Muktio dan Gilang Ramadhan.
Entah sekarang bagaimana khabar grup yang menjadi leganda musik rock Indonesia ini. Terakhir mereka masih manggung di acara Amild Live Soundernaline dan acara tahun baruan di Ancol dengan formasi Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah dan Gilang Ramadhan. Salut buat God Bless di usia yang tidak muda lagi mereka masih garang di atas panggung.

Album God Bless :
1. Huma diatas Bukit (1977)
2. Cermin (1980)
3. Semut Hitam (1988)
4. Raksasa (1989)
5. Story of God Bless (1991)
6. Apa Khabar (1997)

Band rock Indonesia -TERTUA DI DUNIA

Post by Suryanto on Fri Oct 03, 2008 2:49 pm

Saudara-saudara kita dari Maluku layak berbangga karena merekalah yang menjadi pelopor musik rock Belanda. Pada pertengahan 1950-an mereka pindah dari Indonesia ke Belanda dengan membawa budaya tropis dan kecintaan kepada gitar yang melahirkan "Indo-Rock" yang terkenal itu.


The Tielman Brothers adalah jawabannya. band rock lawas asal Maluku yang kini mulai terlupakan itu, ternyata mempunyai segudang prestasi dan berpengaruh pada kehidupan musik di Eropa terutama di Belanda.
dengan personil empat bersaudara Tielman: Andy(lead guitar, vocal), Reggie (rhytm guitar, vocal), Phonton (double bass, vocal), dan Loulou (drums, vocal).

Mereka memulai kariernya di Surabaya sejak 1945.
Penampilan mereka juga cukup memukau publik di Belanda khususnya dan Eropa pada umumnya. Bisa dibilang mereka lah yang pertama kali memulai atraksi panggung yang liar dan atraktif, seperti bermain gitar dan juga double bass sambil melompat atau berguling-gulingan, serta tentunya demo drums.


Ada beberapa fakta yang sangat mengejutkan dari band ini. Jauh sebelum publik rock terpesona dan berdecak kagum dengan permainan gila gitaris Jimi Hendrix pada tahun 1967, salah satu personil TheTielman Brothers, Andy Tielman, sang frontman telah memulai teknik tersebut pada tahun 1956 atau 11 tahun sebelum Jimi Hendrix bereksperimen dengan gitarnya. Gaya Andy dan teknik gitarnya sangat memukau. Gitar yang dipetik menggunakan gigi, kaki, jauh mendahului Jimi Hendrix.